Wisata Anti-mainstream: Pulau Ganghwado

 


Pada saat membaca Press Release dari Korea Tourism Organization tanggal 1 Maret yang lalu, jujur aja aku baru pertama kali mendengar Pulau Ganghwado. Awalnya aku kira Provinsi Gangwondo, ternyata pas dibaca lebih teliti yang dimaksud adalah Pulau Ganghwado. Hehehe. 
Pulau ini ternyata hanya satu jam dari Seoul dan memiliki pemandangan yang indah dengan samudera biru membentang dan suasana tenang. Disini banyak tempat bersejarah dan budaya mengingat pada pertengahan abad ke-13 ibu kota Korea terletak di pulau ini. 
Kalau mengunjungi Ganghwado, Korea Tourism Organization merekomendasikan lima tempat ini nih!

Situs Istana Goryeo

Sumber: www.ganghwa.go.kr
Tempat ini adalah situs istana kerajaan Goryeo ketika melawan invasi Mongol dengan gigih selama 39 tahun. Setelah penarikan pasukan Mongolia, ibu kota dipindahkan kembali ke Gaeseong. Singkat cerita, pada tahun 1866, bangunan ini dibakar oleh Angkatan laut Perancis. Saat ini, yang tersisa hanya Kantor Utama Dongheon dan kantor Administrasi Ibangcheong. Tempat dan bangunan ini dikembalikan ke asalnya dan menjadi kenang-kenangan dan pelajaran sejarah masyarakat Korea akan perlawanan dan patriotisme terhadap agresi asing.

Gereja Anglikan Ganghwa

Sumber: Korea Tourism Organization (KTO)
Gereja Anglikan pertama kali diperkenalkan ke Ganghwado pada tahun 1890 oleh misionaris Inggris.  Setelah perjalanan panjang pembangunannya, Gereja Anglikan Ganghwa ini akhirnya dibuka pada tanggal 15 November 1900. Bangunan ini adalah mahakarya yang luar biasa dan unik karena memadukan sentuhan budaya Korea dan Barat. Gereja ini disebut sebagai gereja Katolik bergaya Hanok pertama era Joseon. Saat ini, gereja ini masih mengadakan misa pada akhir pekan.

Dolmen Ganghwa

Sumber: www.ganghwa.go.kr
Pecinta sejarah pasti akan jatuh cinta dengan pulau Ganghwado karena adanya dolmen Ganghwa. Dolmen ini merupakan perwakilan dolmen gaya utara dari era perunggu. Pulau Ganghwado menyimpan banyak peninggalan zaman prasejarah, era Goryeo, dan era Joseon. Sekitar seratus dua puluh dolmen tersebar di sekitar gunung Goryeosan (436 meter dari permukaan laut).

Benteng Gwanghwasanseong

Sumber: Korea Tourism Organization (KTO)

Benteng yang terbuat dari tanah ini dibangun ketika Raja Gojong dari dinasti Goryeo memindahkan ibu kota ke Ganghwado. Tentara Mongolia memaksa dinasti Goryeo untuk menghancurkannya. Setelah itu, benteng ini dibangun kembali dengan batu, tetapi sebagian hancur selama perang melawan invasi Qing dari Tiongkok pada tahun 1637. Setelah melalui proses renovasi yang panjang, akhirnya benteng ini berhasil diselesaikan pada tahun 1711. Benteng Gwanghwasanseong ini sangat luas dan memiliki empat gerbang utama, yaitu Manghanru (gerbang timur), Cheomhwaru (gerbang barat), Anparu (gerbang selatan) dan Jinsongru (gerbang utara). Ada dua pos komando (Bukjangdae dan Namjangdae), empat gerbang pembantu yang digunakan sebagai jalan rahasia dan dua gerbang air.

Ganghwa Folk Free Market

Sumber: Korea Tourism Organization (KTO)

Beranjak beberapa langkah dari Terminal Bus Ganghwa, pengungjung dapat dengan mudah menemukan Ganghwa Folk Flea Market. Pasar ini dibangun pada tahun 2007, diubah dari yang awalnya Ganghwa Folk Market sebagi usaha untuk menarik lebih banyak wisatawan. Di lantai satu terdapat pusat ikan segar, dimana pengunjung dapat memilih ikan segar. Di lantai dua terdapat berbagai macam restoran yang menghidangkan makanan khas local yang lezat. Selain itu, pasar tradisional di sekitar pasar ini dibuka setiap hari ke-2 dan ke-7 setiap bulannya. Ada bubuk cabai merah, sayuran liar dari pegunungan dan bahan makanan lainnya yang dijajakan oleh penduduk lokal.
Dari kelima rekomendasi KTO di atas, mana nih yang paling menarik buat kalian? 

Informasi mengenai wisata Korea dapat diakses melalui www.visitkorea.or.id, IG: @ktoid)

Kimcheers!

(Source: Korea Tourism Organization Press Release, 1 Maret 2021)



Comments